Oleh : Tursina Ayun Sundari
Pulauku yang malang
Isi perutmu dikeruk habis demi mengisi kantong yang bocor
Darahmu dihisap habis oleh benalu pencetak rupiah
Urat nadimu dicincang halus untuk dimakan manusia yang rakus
Bola matamu dicongkel paksa sebagai pajangan
Kau dimutilasi hanya karena selembar kertas bermaterai dengan tanda tangan di atasnya
Napasmu sesak dan kau mulai berhalusinasi
Aku tau kau sedang sekarat
Lihat! Malaikat maut sepertinya sudah tak sabar untuk memisahkan nyawa dari ragamu
Yogyakarta, 23 februari 2014